Selasa, 14 April 2009

Hari Bumi (Antara Perang dan Pemanasan Global)


Hari bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April, hari ini, masih bertemakan isu tentang pemanasan global. Bahkan sejak konferensi yang diadakan di Bali beberapa waktu lalu, sepertinya belum ada tindakan yang berarti untuk mencegah pemanasan global tersebut. Tetapi bukan hanya itu saja, sebenarnya ada sebuah isu yang tidak kalah penting untuk dibahas dalam setiap peringatan hari bumi. Ya,, isu tentang peperangan yang menurut saya tidak kalah merusaknya dengan pemanasan global.

Hari bumi pertama kali diperingati di Amerika Serikat pada 1969. Sejak saat itu suara-suara tentang pelestarian lingkungan hidup terus bergema yang mencapai puncaknya pada 22 April 1970 saat jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi di Fifth Avenue, New York.

Ironisnya, bila kita bicara perang, justru negara Amerika-lah yang punya peranan sangat penting menarik picu hingga peperangan di bumi terjadi. Dari mulai berakhirnya isu tentang perang dunia satu dan dua yang disusul dengan perang dingin, sengketa Irak-Iran, Krisis Teluk, sebelum semua dapat teratasi tiba-tiba saja Israel sudah mengejutkan dunia dengan kekejamannya kepada orang-orang Palestina yang sampai saat ini masih saja terjadi.

Dalam lima tahun terakhir ini saja dunia telah dikejutkan dengan keputusan Amerika untuk menghancurkan Afganistan, dilanjutkan dengan menyerang Irak, dan sampai sekarang pun gesekan masih terjadi dengan Iran. Dan masih banyak lagi peperangan di kawasan lain, seperti Asia, Afrika, atau Amerika Latin.

Apa pun dalih yang menjadi dasar, terorisme, minyak, isu nuklir, yang jelas sudah tidak bisa dibayangkan kerusakan yang terjadi di Bumi akibat dari peperangan tersebut. Bukan saja lingkungan tapi kerusakan terhadap fisik, dan mental jutaan manusia yang juga menjadi korban.

Bila ditinjau dari segi spiritual, peristiwa-peristiwa tersebut mengingatkan kita pada informasi yang menyangkut manusia, jauh sebelum diciptakan oleh Tuhan. ”Saya akan menciptakan khalifah di dunia,” inilah firman Tuhan kepada malaikat. Entah apa yang terbetik dalam benak malaikat, hingga dengan nada semacam ”keberatan”, mereka bertanya, ”Apakah Engkau akan menciptakan di sana (bumi, makhluk) yang akan melakukan perusakan dan pertumpahan darah?” (2:30). ”Aku mengetahui apa yang kalian tidak tahu,” jawab Tuhan. Sebuah jawaban yang dari celah-celahnya mengandung pembenaran dugaan malaikat. Namun demikian, ada pula rahasia yang tidak terjangkau hakikatnya oleh para ”pemrotes” tersebut.

Will Durant dan istrinya, Ariel, setelah menyelesaikan bukunya tentang peradaban manusia pada tahun 1968, bertanya, ”Apa arti sejarah dan peradaban?” Sebagai jawabannya maka ditulislah The Lesson of History. Dalam buku tersebut, mereka menulis, ”Sejak 3.421 tahun yang silam, dalam perjalanan sejarah, hanya 286 tahun saja yang berlalu tanpa perang.”

Kita dapat bertanya dan berusaha menemukan jawaban berkaitan dengan apa yang dirasakan oleh Tuhan di atas. Namun, ada sesuatu yang pasti, yaitu bahwa manusia memperoleh anugerah dari Tuhan yang tidak diperoleh para malaikat dalam rangka penugasannya di bumi. Kalau langit dan bumi sejak diciptakannya telah menjadi arena pertarungan antara yang hak dan yang batil sehingga menmbulkan perusakan lingkungan dan pertumpahan darah, maka manusia dengan memanfaatkan anugerah tersebut diharapkan memihak kepada kebenaran sehingga dengan demikian diharapkan mereka mampu meredam sampai sekecil-kecilnya kobaran api peperangan. Anugerah-Nya yang terbesar adalah agama. Tanpa anugerah ini, ”Si miskin akan menyembelih si kaya,” kata Napoleon.

Semua agama mencintai perdamaian, termasuk Islam yang juga berarti kedamaian, sementara iman adalah rasa aman. ”Seorang Muslim adalah yang memelihara orang lain dari gangguan tangan dan lidahnya.” Inilah agama.

Namun sayang, yang melupakannya seringkali baru mengingat ketika mencari dalih pembenaran atas tindakan pertumpahan darah dan perusakan di bumi. Bila itu yang terus terjadi, maka menurut saya Bumi akan hancur lebih dulu karena peperangan jauh sebelum efek pemanasan global menjadi kenyataan.

Jawabnya tentu saja hanya Tuhan yang tahu...!!!!!

Comments :

0 komentar to “Hari Bumi (Antara Perang dan Pemanasan Global)”

Posting Komentar

Arsip

 

Copyright © 2009 by Antegpala-Team