Rabu, 14 Juli 2010

Basic Navigasi Darat

Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita.

Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada dimedan sebenarnya yang di proyeksikan pada peta.

Beberapa media dasar navigasi darat adalah :

Peta

Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.

Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :

  • Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
  • Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
  • Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
  • Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.
  • Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
  • Legenda peta ; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.

Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960.

Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

Koordinat

Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
  1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30"), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60").
  2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).

Analisa Peta

Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.

  1. Unsur dasar peta ; Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.
  2. Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
    • Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
    • Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
    • Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
    • Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
    • Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:

    1. Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
    2. Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
    3. Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
    4. Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
    5. Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
    6. Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
    7. Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
    8. Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan


Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :

  • Badan, tempat komponen lainnya berada
  • Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.
  • Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.

Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat

Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan tehnologi satelite untuk mengantikan beberapa fungsi kompas.


Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
  1. Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
  2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
  3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
  4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
  5. Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.

Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.

Resection

Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).

Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
  1. Lakukan orientasi peta
  2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
  3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
  4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
  5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
  6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
  1. Lakukan orientasi peta
  2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
  3. Bidik obyek yang kita amati
  4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
  5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
  6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Azimuth - Back Azimuth

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
  • Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
  • Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º

Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
  2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
  3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
  4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
  5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan

Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
  1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
  2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
  3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
  4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.
  5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.

Penampang Lintasan

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :
  1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
  2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
  3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
  4. Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
  1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
  2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
  3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
  4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
  5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.


Ingatlah hai engkau penjelahan alam :
  1. Take nothing, but pictures [jangan ambil sesuatu kecuali gambar
  2. Kill nothing, but times [jangan bunuh sesuatu kecuali waktu
  3. Leave nothing, but foot-print [jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki

dan senantiasa ;
  1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
  2. Percaya kepada kawan [dalam hal ini kawan adalah rekan pegiat dan peralatan serta perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga dapat dipercaya oleh “teman” tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya]
  3. Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala sesuatunya den
Selengkapya......

Ekspedisi Seven Summits Wanadri

Tim Ekspedisi Indonesia Seven Summits dari kelompok pencinta alam Wanadri telah merampungkan persiapannya untuk pendakian menaklukan tujuh puncak gunung tertinggi di dunia.

"Persiapan fisik dan mental kami telah rampung 90 persen," kata Yoppi R. Saragih, ketua harian tim Indonesian Seven Summits Indonesia kepada ANTARA News di tengah latihan panjat dinding dan aerobik di kompleks Gedung Olah Raga Sumantri Bojonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (24/3).

Menurut Yoppie latihan panjat dinding berguna untuk meningkatkan kemampuan teknis para pendaki sebelum memulai ekspedisi.

"Dengan aerobik kami berlatih untuk menyimpan oksigen semaksimal mungkin di dalam tubuh," imbuhnya kemudian.

Yoppi bersama 11 orang anggota tim di Jakarta termasuk dalam pendaki gelombang kedua dalam ekspedisi pertama menaklukan puncak Gunung Cartenz Pyramid.

Kelompok gelombang pertama sedang berlatih di Bandung terdiri dari enam pendaki utama dan lima pelatih.

Sebelumnya enam anggota Tim Ekspedisi Indonesia Seven Summits telah mengadakan simulasi pendakian terakhir ke Gunung Gede, Rabu (17/3).

"Di Gunung Gede mereka berlatih membiasakan diri bertahan di lingkungan dengan kadar oksigen tipis, belajar bergerak bersama menggunakan tali, dan melakukan 'self rescue'," paparnya lagi.

Ia berharap di puncak Gunung Cartenz yang berketinggian 4.884 mdpl para pendaki akan belajar beradaptasi dengan lingkungan bersalju yang akan mereka temui di keenam puncak gunung lainnya.

Keenam puncak gunung yang rencananya akan didaki tim ekspedisi itu adalah Gunung Kilimanjaro (5.963 mdpl) di Tanzania, Gunung Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia, Gunung Aconcagua (6.962 mdpl) di Argentina, Gunung McKinley/Denali (6.194 mdpl) di Alaska, Gunung Vinson Massif (4.897 mdpl) di Ellsworth Range Antartika, dan Gunung Everest (8.850 mdpl) di Nepal.

Tim Ekspedisi Indonesian Seven Summits gelombang pertama yang diketuai Ardeshir Yaftebbi itu rencananya akan dilepas oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Andy Malarangeng, 5 April mendatang.

Selain melepas tim ekspedisi itu Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga telah berjanji akan memberikan bantuan dana secara bertahap untuk mendukung tim kebanggaan bangsa itu.

"Untuk pendakian pertama ini Kemenpora sudah memberikan bantuan sebesar 300 juta rupiah dan untuk pendakian selanjutnya akan diserahkan secara bertahap," ungkap Yoppie menjelaskan.

Perjalanan yang memakan waktu sampai 2012 itu membutuhkan dana sebesar 10 miliar rupiah.

Selain Kemenpora tim ekspedisi dari Wanadri itu juga telah bekerjasama dengan beberapa pihak seperti Kementrian Pariwisata dan Budaya, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, PT. Freeport, dan yang terakhir Kepolisian.
Selengkapya......

Selasa, 14 April 2009

Hari Bumi (Antara Perang dan Pemanasan Global)


Hari bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April, hari ini, masih bertemakan isu tentang pemanasan global. Bahkan sejak konferensi yang diadakan di Bali beberapa waktu lalu, sepertinya belum ada tindakan yang berarti untuk mencegah pemanasan global tersebut. Tetapi bukan hanya itu saja, sebenarnya ada sebuah isu yang tidak kalah penting untuk dibahas dalam setiap peringatan hari bumi. Ya,, isu tentang peperangan yang menurut saya tidak kalah merusaknya dengan pemanasan global.

Hari bumi pertama kali diperingati di Amerika Serikat pada 1969. Sejak saat itu suara-suara tentang pelestarian lingkungan hidup terus bergema yang mencapai puncaknya pada 22 April 1970 saat jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi di Fifth Avenue, New York.

Ironisnya, bila kita bicara perang, justru negara Amerika-lah yang punya peranan sangat penting menarik picu hingga peperangan di bumi terjadi. Dari mulai berakhirnya isu tentang perang dunia satu dan dua yang disusul dengan perang dingin, sengketa Irak-Iran, Krisis Teluk, sebelum semua dapat teratasi tiba-tiba saja Israel sudah mengejutkan dunia dengan kekejamannya kepada orang-orang Palestina yang sampai saat ini masih saja terjadi.

Dalam lima tahun terakhir ini saja dunia telah dikejutkan dengan keputusan Amerika untuk menghancurkan Afganistan, dilanjutkan dengan menyerang Irak, dan sampai sekarang pun gesekan masih terjadi dengan Iran. Dan masih banyak lagi peperangan di kawasan lain, seperti Asia, Afrika, atau Amerika Latin.

Apa pun dalih yang menjadi dasar, terorisme, minyak, isu nuklir, yang jelas sudah tidak bisa dibayangkan kerusakan yang terjadi di Bumi akibat dari peperangan tersebut. Bukan saja lingkungan tapi kerusakan terhadap fisik, dan mental jutaan manusia yang juga menjadi korban.

Bila ditinjau dari segi spiritual, peristiwa-peristiwa tersebut mengingatkan kita pada informasi yang menyangkut manusia, jauh sebelum diciptakan oleh Tuhan. ”Saya akan menciptakan khalifah di dunia,” inilah firman Tuhan kepada malaikat. Entah apa yang terbetik dalam benak malaikat, hingga dengan nada semacam ”keberatan”, mereka bertanya, ”Apakah Engkau akan menciptakan di sana (bumi, makhluk) yang akan melakukan perusakan dan pertumpahan darah?” (2:30). ”Aku mengetahui apa yang kalian tidak tahu,” jawab Tuhan. Sebuah jawaban yang dari celah-celahnya mengandung pembenaran dugaan malaikat. Namun demikian, ada pula rahasia yang tidak terjangkau hakikatnya oleh para ”pemrotes” tersebut.

Will Durant dan istrinya, Ariel, setelah menyelesaikan bukunya tentang peradaban manusia pada tahun 1968, bertanya, ”Apa arti sejarah dan peradaban?” Sebagai jawabannya maka ditulislah The Lesson of History. Dalam buku tersebut, mereka menulis, ”Sejak 3.421 tahun yang silam, dalam perjalanan sejarah, hanya 286 tahun saja yang berlalu tanpa perang.”

Kita dapat bertanya dan berusaha menemukan jawaban berkaitan dengan apa yang dirasakan oleh Tuhan di atas. Namun, ada sesuatu yang pasti, yaitu bahwa manusia memperoleh anugerah dari Tuhan yang tidak diperoleh para malaikat dalam rangka penugasannya di bumi. Kalau langit dan bumi sejak diciptakannya telah menjadi arena pertarungan antara yang hak dan yang batil sehingga menmbulkan perusakan lingkungan dan pertumpahan darah, maka manusia dengan memanfaatkan anugerah tersebut diharapkan memihak kepada kebenaran sehingga dengan demikian diharapkan mereka mampu meredam sampai sekecil-kecilnya kobaran api peperangan. Anugerah-Nya yang terbesar adalah agama. Tanpa anugerah ini, ”Si miskin akan menyembelih si kaya,” kata Napoleon.

Semua agama mencintai perdamaian, termasuk Islam yang juga berarti kedamaian, sementara iman adalah rasa aman. ”Seorang Muslim adalah yang memelihara orang lain dari gangguan tangan dan lidahnya.” Inilah agama.

Namun sayang, yang melupakannya seringkali baru mengingat ketika mencari dalih pembenaran atas tindakan pertumpahan darah dan perusakan di bumi. Bila itu yang terus terjadi, maka menurut saya Bumi akan hancur lebih dulu karena peperangan jauh sebelum efek pemanasan global menjadi kenyataan.

Jawabnya tentu saja hanya Tuhan yang tahu...!!!!!

Selengkapya......

Minggu, 12 April 2009

Ancaman Terbesar Planet Bumi

Sekarang ini semakin banyak saja orang-orang, organisasi, lembaga pemerintahan, LSM, dan lain sebagainya yang membicarakan tentang Global Warming. Ya! Global Warming, inilah sebuah isu yang sedang hangat-hangatnya dan akan semakin hangat untuk dibicarakan.


Apa itu Global Warming? Global Warming adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Mungkin seringkali kita mendengar orang berkata: "Panas sekali hari ini ya?", ini memang benar dan ini memang terjadi! Kita sedang memasuki masa-masa Global Warming. Semakin banyak saja bencana alam yang terjadi disekitar kita seperti tanah longsor, ombak laut yang tidak terkendali, angin topan, badai, dsb adalah sekian banyak efek dari Global Warming.

Sebagai makhluk yang hidup di bumi, kita harus sadar bahwa bumi ini adalah titipan anak cucu kita, kita harus merawat, menjaga, dan melestarikan demi kelangsungan umat manusia. Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan sebuah ebook mengenai Global Warming dengan judul:

"GLOBAL WARMING. Mengancam Keselamatan Planet Bumi. Jika Anda Mencintai Planet Ini. Jika Anda Mencintai Anak Cucu Anda. BERTINDAKLAH".

Setelah membacanya saya merasa miris dengan kondisi bumi kita tercinta ini. Ebook ini sangat berarti dan bermanfaat untuk kita dalam memahami arti Global Warming serta pencegahannya. Di dalamnya dibahas beberapa pokok bahasa, antara lain:
1. Global Warming. Apa dan Bagaimana?
2. Global Warming. Ancaman Terbesar Planet Bumi
3. Mencairnya Methane Hydrates = Kiamat???
4. Seberapa Seriuskah Global Warming?
5. Adakah Solusinya?
6. Egoisme: Penyebab Kerusakan Alam dan Lingkungan
7. Sebuah Artikel dari AFP
8. 50 Tips Untuk Menjadikan Bumi Kita Tempat Yang Lebih Baik
9. Global Warming & Vegetarian
10. Sumber Informasi Lainnya
Selengkapya......

Apa Itu Gas Rumah Kaca

Atmosfer yang ada di permukaan bumi terdiri dari beberapa gas yang berbeda-beda dan mempunyai fungsi yang berbeda beda pula, nah di atmosfer itu sendiri ada suatu kelompok gas yang dapat menjaga permukaan bumi agar tetap hangat, kelompok gas inilah yang disebut GAS RUMAH KACA..

Kenapa disebut gas rumah kaca ya? memangnya bumi itu seperti rumah kaca? jawabannya secara fungsi iya, gas-gas yang berada di atmosfer itu mempunyai fungsi seperti rumah kaca. Rumah kaca adalah adalah sebuah rumah yang berfungsi menahan panas matahari, sehingga suhu didalamnya tetap hangat, dengan demikian maka tanaman yang ada didalamnya akan tumbuh dengan baik disebabkan panas matahari yang cukup.

Gimana masih bingung? atau tambah bingung?? hehe... :p.

Planet bumi tercinta ini sangat membutuhkan gas-gas tersebut agar kondisi suhu didalamnya tetap terjaga, termasuk di rumah kita, taman kita, toilet kita(hihi..)pokoknya semuanya, agarnya lagi kita bisa hidup dengan nyaman. Lalu jika tidak ada gas tersebut bagaimana? Jika tidak ada gas-gas tersebut maka suhu dibumi akan sangat dingin, loh bukannya malah panas karena sinar matahari dapat langsung ke bumi? Iya juga ya..hehe.. :p.

Tapi mungkin aja begini(mungkin loh ya..sekali lagi mungkin), dingin maksudnya kalo pas malam hari. Kenapa? Karena suhu panas yang datang diwaktu siang tidak ada yang mengisolasi agar tetap berada dibumi. Maksudnya suhu tersebut langsung ilang plasss...gitu..kayak kalo kita kentut, karena tidak ada yang mengisolasi jadi hawa yin(baca: kentut) tersebut langsung ngilang gitu aja. Beda kalo kentutnya di dalam sarung, bisa dibayangkan muka kita akan biru...kayak habis kena musibah...hah..haaa...:). Sebagai perbandingan, planet Mars mempunyai suhu rata-rata -32 derajat Celcius, ini diakibatkan karena lapisan atmosfer yang tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca.

Penyebab terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida(CO2), Metana(CH4) yang dihasilkan agrikultu dan peternakan(terutama dari sistem pencernaan hewan ternak), Nitrogen Oksida(NO) dari pupuk, dan gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan(CFC)..Centucky Fried Chicken..eh bukan ya...??? :p Rusaknya hutan yang harusnya sebagai penyimpan gas CO2 juga memperparah kondisi ini, kenapa? karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 ke atmosfer.

STOP GLOBAL WARMING !!!
JIKA ANDA MENCINTAI PLANET INI
JIKA ANDA MENCINTAI ANAK CUCU ANDA
BERTINDAKLAH SEKARANG !!!

Selengkapya......

Followers

Arsip

 

Copyright © 2009 by Antegpala-Team